Definisi dan Makna Biaya Transaksi
Biaya transaksi merupakan biaya
untuk melakukan proses negosiasi, pengukuran, dan memaksaan pertukaran (exchange).
Secara spesifik, biaya transaksi
pasar (market transaction cost) dikelompokkan
menjadi:
a. Biaya menyiapkan kontrak
(biaya penncarian/searching dan
informasi);
b. Biaya mengeksekusi
kontrak/concluding contracts (biaya negosiasi dan
pengambilan keputusan);
c. Biaya pengawasan (monitoring) dan pemaksaan kewajiban yang
tertuang dalam kontrak (enforcing the
contractual obligations).
Menurut waktu terjadinya, biaya
transaksi dapat dibedakan menjadi biaya transaksi sebelum kontrak (ex-ante) dan setelah kontrak (ex-post). Biaya transaksi ex-ante
merupakan biaya membuat draf, negosiasi, dan mengamankan kesepakatan. Sedangkan
biaya transaksi ex-post meliputi:
a. Biaya kegagalan adaptasi
(maladaption) ketika transaksi
menyimpang dari kesepakatan yang telah dipersyaratkan;
b. Biaya
negosiasi/tawar-menawar (haggling costs)
yang terjadi jika upaya bilateral dilakukan untuk mengoreksi penyimpangan
setelah kontrak (ex-post);
c. Biaya untuk merancang
dan menjalankan kegiatan yang berhubungan dengan struktur tata kelola
pemerintahan (tidak selalu pengadilan) apabila terjadi sengketa;
d. Biaya pengikatan agar
komitmen yang telah dilakukan bisa dijamin.
Rasionalitas Terbatas dan Perilaku
Oportunitas
Menurut Williamson terdapat dua
asumsi perilaku dalam analisis biaya transaksi yaitu:
a. Rasionalitas terbatas (bounded rationality) yaitu tingkat dan
batas kesanggupan individu untuk menerima, menyimpan, mencari kembali, dan
memproses informasi tanpa kesalahan; dan
b. Perilaku oportunis (opportunistic) yaitu upaya untuk
mendapatkan keuntungan melalui praktik yang tidak jujur dalam kegiatan
transaksi.
Dua asumsi diatas sebagai wujud agar
menghindari kerugian (adverse selection),
penyimpangan moral (moral hazard),
penipuan, melalaikan kewajiban, dan bentuk-bentuk strategis lain untuk
menjelaskan pilihan sistem kontrak dan struktur kepemilikan perusahaan.
Agar pertukaran atau perdagangan
bisa terjadi dengan biaya transaksi yang murah, Poulton berpendapat bahwa
pelaku ekonomi harus mengeluarkan sumber daya dalam tiga wilayah yang tergolong
kegiatan kontrak, yaitu:
a. Mengukur atribut yang
bisa dinilai sehingga proses pertukaran/transaksi terjadi;
b. Melindungi hak-hak
terhadap barang dan jasa yang telah dipertukarkan;
c. Meregulasi dan
menegakkan kesepakatan.
Biaya Transaksi dan Efisiensi
Ekonomi
Tantangan pembangunan ekonomi adalah
untuk mengurangi biaya transaksi pada saat melakukakan perdagangan yang semakin
kompleks melalui penyediaan informasi, melindungi hak kepemilikan, dan
menyiapkan mekanisme yang efektif untuk menegakkan kesepakatan.
Penyimpangan yang dapat mempengaruhi
besaran biaya transaksi, antara lain:
a.
Penyimpangan atas lemahnya jaminan hak kepemilikan;
b.
Penyimpangan pengukuran atas tugas yang kompleks (multiple-task) dan prinsip yang beragam
(multiple-principal);
c.
Penyimpangan intertemporal (kontrak yang timpang,
responsivitas waktu yang nyata, ketersembunyian informasi yang panjang,
penyalahgunaan strategis);
d.
Penyimpangan akibat lemahnya kebijakan kelembagaan (institutional environment);
e.
Kelemahan integritas (probity).
Menurut Williamson, terdapat tiga
sifat utama dari transaksi, yaitu:
a. Derajata ketidakpastian
inklusif dalam setiap transaksi;
b. Frekuensi transaksi;
c. Sejauh mana suatu aspek
melibatkan satu atau dua pihak yang melakukan kontrak dalam investasi aset-aset
spesifik (asset specificity).
Determinan dan Variabel Biaya
Transaksi
Menurut Beckman, terdapat empat
determinan penting dari biaya transaksi sebagai unit analisis, meliputi:
a. Atribut perilaku yang
melekat pada setiap pelaku ekonomi (behavioral
attributes of actors), yaitu rasionalitas terbatas/terikat (bounded rationality) dan oportunisme (opportunism);
b. Sifat yang berkenaan
dengan atribut dari transaksi (attributes
of the transaction), yaitu spesifisitas aset (asset specificity), ketidakpastian (uncertainty), dan frekuensi (frequency);
c. Hal-hal yang berkaitan
dengan struktur tata kelola kegiatan ekonomi (governance structure), yaitu pasar (market), hybrid, hierarki
(hierarchy), dan pengadilan (courts), regulasi (regulations), birokrasi publik (public
bureaucracy);
d. Faktor yang berdekatan
dengan aspek lingkungan kelembagaan (institutional
environment), yaitu hukum kepemilikan, kontra, dan budaya.
Dalam konteks variabel biaya
transaksi pada level perusahaan, Strassmann mengklasifikan biaya transaksi
dalam variabel-veriabel berikut:
a. Organisasi tenaga kerja
dan pengguna (organization of employees
and users);
b. Mengelola informasi (information processing);
c. Koordinasi pemasok,
biaya-biaya akuisisi (coordination of
suppliers, costs of acquistion);
d. Memotivasi pelanggan (motivation customers);
e. Mengelola distributor (managing distributors);
f. Memuaskan pemegang saham
dan peminjam (satisfying shareholders and
lenders);
g. Fee, komisi, cukai, dan
pajak (fees, commissions, tolls, and
taxes);
h. Penelitian dan
pengembangan (research and development);
i. Biaya-biaya penjualan,
umum, dan administratif (sales, general,
and administrative costs);
j. Laporan neraca keuangan
yang telah diaudit (reported in audited
financial statements).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar