Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Sebelum dan
Sesudah Privatisasi
Privatisasi
Privatisasi
merupakan pengalihan kegiatan ekonomi dari semula dikelola negara menjadi
dimiliki swasta yang merupakan agenda paling penting dan kontroversial dari
transisi negara-negara sosialis menuju ekonomi pasar.
Tujuan
Privatisasi
Tujuan inti dari
proses privatisasi adalah meningkatkan kinerja perekonomian nasional secara
keseluruhan. Menurut Munday, terdapat lima tujuan pokok dari adanya
privatisasi, antara lain: sebagai instrumen meningkatkan pendapatan
negara/pemerintah; menyebar bagian kepemilikan (aset) di sebuah negara; diharapkan
berimplikasi pada masalah yang timbul dalam hal pembayaran di sektor publik;
dan mengatasi kinerja yang buruk pada industri (perusahaan) nasional (negara).
Studi
Kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang pelayanan
jasa telekomunikasi untuk umum dalam negeri. Pada tahun 1884, pemerintah
Kolonial Belanda mendirikan perusahaan Swasta yang bergerak dibidang ekspedisi
surat menyurat untuk domestik dan jasa layanan telegraph Internasional yang
dikenal dengan nama “Post En Telegraafdienst”.
Mengingat perkembangan yang demikian
pesat ditambah pola manajemen yang terbuka, pemerintah melalui Peraturan
Pemerintah No. 25 tahun 1991, tanggal 1 Mei 1991 menetapkan pengalihan bentuk Perusahaan
Umum (PERUM) Telekomunikasi menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO).
Sebagai bagian dari kebijakan
privatisasi, penawaran umum perdana saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
dilakukan pada tanggal 14 November 1995. Sejak saat itu, sahamnya tercatat dan
diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York
Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange (LSE). Sahamnya juga
diperdagangkan tanpa pencatatan di Tokyo Stock Exchange.
Berdasarkan tabel
diatas, dapat disimpulkan bahwa pada saat sebelum privatisasi rata-rata total
bobot tingkat kesehatan berdasarkan aspek keuangan dari tahun 1992 s.d. 1995
adalah sebesar 58,875 sedangkan rata-rata total bobot tingkat kesehatan
berdasarkan aspek keuangan dari tahun 1996 s.d. 1999 adalah sebesar 62,625.
Pada kondisi
keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. menunjukkan bahwa rasio-rasio
sebelum dan sesudah privatisasi tidak mengalami perubahan yang signifikan untuk
dikatakan bahwa perusahaan telah berjalan secara efisien, terkecuali rasio
Total Modal Sendiri terhadap Total Aset.
Sumber:
Yustika, Ahmad Erani. 2002. Ekonomi Kelembagaan: Paradigma, Teori, dan
Kebijakan. Penerbit Erlangga. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar