Sabtu, 01 Desember 2018

#13 Studi Kasus Privatisasi


Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Sebelum dan Sesudah Privatisasi

Privatisasi
Privatisasi merupakan pengalihan kegiatan ekonomi dari semula dikelola negara menjadi dimiliki swasta yang merupakan agenda paling penting dan kontroversial dari transisi negara-negara sosialis menuju ekonomi pasar.

Tujuan Privatisasi
Tujuan inti dari proses privatisasi adalah meningkatkan kinerja perekonomian nasional secara keseluruhan. Menurut Munday, terdapat lima tujuan pokok dari adanya privatisasi, antara lain: sebagai instrumen meningkatkan pendapatan negara/pemerintah; menyebar bagian kepemilikan (aset) di sebuah negara; diharapkan berimplikasi pada masalah yang timbul dalam hal pembayaran di sektor publik; dan mengatasi kinerja yang buruk pada industri (perusahaan) nasional (negara).

Studi Kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
           PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum dalam negeri. Pada tahun 1884, pemerintah Kolonial Belanda mendirikan perusahaan Swasta yang bergerak dibidang ekspedisi surat menyurat untuk domestik dan jasa layanan telegraph Internasional yang dikenal dengan nama “Post En Telegraafdienst”.
      Mengingat perkembangan yang demikian pesat ditambah pola manajemen yang terbuka, pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1991, tanggal 1 Mei 1991 menetapkan pengalihan bentuk Perusahaan Umum (PERUM) Telekomunikasi menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO).
      Sebagai bagian dari kebijakan privatisasi, penawaran umum perdana saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dilakukan pada tanggal 14 November 1995. Sejak saat itu, sahamnya tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange (LSE). Sahamnya juga diperdagangkan tanpa pencatatan di Tokyo Stock Exchange.



Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pada saat sebelum privatisasi rata-rata total bobot tingkat kesehatan berdasarkan aspek keuangan dari tahun 1992 s.d. 1995 adalah sebesar 58,875 sedangkan rata-rata total bobot tingkat kesehatan berdasarkan aspek keuangan dari tahun 1996 s.d. 1999 adalah sebesar 62,625.
Pada kondisi keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. menunjukkan bahwa rasio-rasio sebelum dan sesudah privatisasi tidak mengalami perubahan yang signifikan untuk dikatakan bahwa perusahaan telah berjalan secara efisien, terkecuali rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Aset.
Sumber:
Yustika, Ahmad Erani. 2002. Ekonomi Kelembagaan: Paradigma, Teori, dan Kebijakan. Penerbit Erlangga. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

#KUIS

Kesan dan Pemikiran dalam Ekonomi Kelembagaan Terkait dengan Cara Berpikir dalam Melihat Permasalahan Ekonomi Ekonomi kelembagaan meru...