A. Akar dan Definisi Modal Sosial
Pada tahun
1993, James S. Coleman mempublikasikan konsep modal sosial dalam jurnal American Journal of Sociology yang
berjudul “Social Capital in the Creation
of Human Capital”. Sejak tulisan ini dipublikasikan mulai banyak ilmuan
sosial yang menaruh perhatian pada konsep ini. Bahkan mulai banyak
diselenggarakan kajian mengenai konsep baru tersebut.
Coleman
mendefinisikan modal sosial berdasarkan fungsinya. Menurutnya modal sosial
bukanlah entitas tunggal melainkan entitas majemuk yang mengandung 2 elemen:
·
Mencakup beberapa aspek dari struktur sosial;dan
·
Menfasilitasi tindakan tertentu dari pelaku dalam
struktur sosial tersebut.
Menurut Coleman setidaknya ada tiga bentuk modal sosial:
·
Struktur kewajiban, ekspektasi, dan kepercayaan;
·
Jaringan informasi;dan
·
Norma dan sanksi yang efektif.
Menurut Lina
dan Von Bern, modal sosial memiliki sumbangan positif dalam kaitannya dengan
komitmen pekerja, fleksibilitas organisasi, pengelolaan tindakan bersama yang
lebih baik, dan pengembangan modal pengetahuan. Dalam konteks ini, modal sosial
dapat memperkuat kinerja organisasi, lebih spesifik modal sosial dapat:
·
Memengaruhi sukses pekerjaan/profesional;
· Membantu pekerja menemukan pekerjaan menciptakan
portofolio pekerja yang lebih baik di organisasi;
·
Menfasilitasi pertukaran sumber daya antarunit;
·
Memotivasi pembaruan/kebaruan (novelty), penciptaan modal intelektual, dan efisiensi multifungsi
tim/kelompok;
·
Mengurangi perubahan pekerjaan karyawan (employees’ job change);
·
Memperkuat hubungan dengan pemasok, jaringan produksi
regional, dan pembelajaran organisasi.
B. Modal Sosial: Empat Perspektif
Pertanyaan yang
sering diangkat adalah mengapa sumber daya yang melekat dalam jaringan sosial
dapat memperkuat pencapaian tindakan? Terdapat 4 argumen untuk menjawab ini:
·
Aliran informasi
·
Ikatan sosial bisa memengaruhi pelaku
·
Ikatan sosial mungkin diberikan oleh organisasi sebagai
sertifikasi kepercayaan sosial individu
·
Hubungan sosial diekspektasikan dapat memperkuat kembali
identitas dan pengakuan
Coleman juga merumuskan
operasionalisasi modal sosial menjadi:
Dimensi Struktur dan Kognisi Modal Sosial
|
Struktur
|
Kognisi
|
Sumber dan pengejawantahan
|
Peran dan
aturan
Jaringan dan
hubungan interpersonal dengan pihak lain
Prosedur dan kejadian
|
Norma-norma
Nilai-nilai
Perilaku (attitudes)
Keyakinan
|
Cakupan (domains)
|
Organisasi sosial
|
Budaya sipil (civic
culture)
|
Faktor dinamis
|
Keterkaitan
horizontal
Keterkaitan
vertikal
|
Kepercayaan,
solidaritas, kerja sama, kedermawanan
|
Elemen bersama
|
Ekspektasi yang mengarahkan kepada perilaku kerja sama
yang saling menguntungkan
|
-
|
Empat Perpektif Modal Sosial
Perspektif
|
Pelaku
|
Preskripsi Kebijakan
|
Perspektif
Komunitarian
asosiasi lokal |
Kelompok
komunitas Organisasi sukarela
|
Kecil itu indah
Mengidentifikasi
aset sosial kaum miskin
|
Perspektif
Jaringan
Ikatan dan jembatan ikatan komunitas
|
Wirausahawan kelompok bisnis
Perantara informasi
|
Desentralisasi menciptakan zona usaha
Menjembatani pemisahan sosial
|
Perpektif
Kelembagaan
Kelembagaan politik dan hukum
|
Sektor privat
dan publik
|
Desain
kebebasan sipil dan politik
|
Perpektif
Sinergi
Jaring komunitas dan relasi negara-masyarakat
|
Kelompok komunitas, masyarakat sipil, perusahaan, dan
negara
|
Produksi bersama, partisipasi komplementaritas,
keterkaitan penguatan kapasitas dan skala organisasi lokal
|
C. Modal Sosial: Implikasi Negatif
Terdapat
kontroversi menyangkut konsep modal sosial yang dibagi menjadi empat isu
berikut:
Kontroversi Modal Sosial
Isu
|
Isi
|
Masalah
|
Aset kolektif
atau individu (Coleman, Putnam)
|
Modal sosial
sebagai aset kolektif
|
Membaur (confounding) dengan norma, kepercayaan
|
Closure atau
jaringan terbuka (Bourdieu, Coleman, Putnam)
|
Kelompok harus tertutup dan rekat (dense)
|
Visi kelas masyarakat dan ketiadaan mobilitas
|
Fungsional (Coleman)
|
Modal sosial
diindikasikan oleh efeknya terhadap tindakan tertentu (particular)
|
Tautologi
(sebab ditentukan oleh efeknya)
|
Pengukuran (Coleman)
|
Tidak bisa dikuantifikasi
|
Heuristik, tidak dapat salah (not falsifiable)
|
Selama ini
pembahasan tentang modal sosial selalu didominasi oleh cara pandang yang terlalu
positif. Menempatkan modal sosial sebagai variabel yang dapat memberikan
manfaat bagi kemaslahatan bersama, misalnya dalam pembangunan ekonomi. Sedangkan
modal sosial yang bertumpu pada interaksi antarmanusia dalam struktur sosial
yang inheren didalamnya, bisa saja menimbulkan implikasi negatif, misalnya
alokasi kegiatan ekonomi.
F-Connection
yakni konsep yang diperkenalkan oleh Yoram Ben-Porath yakni terdiri dari
families, friends, and firms. Bentuk-bentuk koneksi tersebut dalam organisasi
sosial dapat mempengaruhi pertukaran ekonomi. Tetapi konsep ini memiliki
implikasi negatif terhadap pertukaran ekonomi atau kegiatan ekonomi secara
keseluruhan.
Keuntungan dan Kerugian Aktual/Potensial dalam Transaksi
yang Diperantarai melalui Modal Sosial
Sumber
|
|
Definisi
|
Konsekuensi
|
Consumma
|
-Nilai intrinsik
-Solidaritas terikat
|
|
-Observasi norma (kontrol sosial)
-Dukungan keluarga
-Keuntungan yang dimediasi jaringan
|
|
|
Kemampuan untuk menjamin laba melalui keanggotaan dalam jaringan dan struktur sosial lainnya |
|
Instrumental
|
-Pertukaran timbal-balik
-Pemaksaan Kepercayaan
|
|
-Rintangan akses terhadap kesempatan
-Rintangan terhadap kebebasan individu
-Dampak klaim terhadap anggota kelompok
-Penyempitan cakupan norma
|
D. Modal Sosial dan Pembangunan Ekonomi
Setelah isu modal
sosial mulai diperhatikan secara intensif pada awal dekade 1990-an. Jika dibagi
dalam level studi, riset-riset yang mencoba menghubungkan antara modal sosial
dan pembangunan ekonomi biasanya mengambil dua karakteristik berikut:
·
Penelitian hulu yang mencoba mencari landasan teoritis
yang merelasikan modal sosial dengan pembangunan ekonomi
·
Penelitian hilir yang berusaha melacak implikasi modal
sosial terhadap pembangunan ekonomi
Rasionalitas Pertukaran Ekonomi dan Sosial
Elemen
|
Pertukaran
Ekonomi
|
Pertukaran Sosial
|
Fokus pertukaran
|
Transaksi
|
Hubungan (relationship)
|
Kegunaan (optimisasi)
|
Laba relatif terhadap biaya dalam transaksi (transaction of a cost)
|
Laba relatif terhadap biaya dalam hubungan (relationship at a cost)
|
Pilihan rasional
|
Relasi
alternatif
Biaya
transaksional dan reduksi
|
Transaksi
alternatif
Biaya hubungan/relasional
dan reduksi
|
Bentuk pembayaran (episodic
payoff)
|
Uang (kredit ekonomi, utang ekonomi)
|
Pengakuan/recognition (kredit sosial, utang sosial)
|
Penghargaan umum (generalized
payoff)
|
Kesejahteraan
(status ekonomi)
|
Reputasi
(status sosial)
|
Penjelasan logika (explanatory
logic)
|
Hukum alam (law
of nature)
Daya tahan pelaku Optimisasi laba
|
Hukum manusia (law
of humans)
Daya tahan kelompok
Minimalisasi kerugian
|
Hubungan antara modal sosial dan
pembangunan ekonomi dapat dilihat dari kegiatan ekonomi yangs selalu berupa
kerja sama antarpelakunya apapun motif dibaliknya. Kerja sama membutuhkan kepercayaan
sehingga pandangan paling besar dari modal sosial menyatakan bahwa kerja sama
tergantung pada kepercayaannya. Oleh karena itu, masyarakat yang mempunyai
tingkat kepercayaan yang tinggi akan sanggup melakukan kerja sama sampai level
organisasi yang sangat besar.
Perlu dipahami bahwa modal sosial
sebagai sumber daya bermakna bahwa komunitas bukanlah suatu produk atau hasil
pertumbuhan ekonomi, tetapi merupakan ‘prakondisi’ bagi tercapainya pertumbuhan
ekonomi.